Pengalaman Gaya Hidup Nirbatas
Dalam waktu tak terlalu lama lagi, kita akan menyaksikan pergeseran penting beralihnya siaran teve dari analog ke digital. Tren ini menandakan pesawat teve lama pasti tidak bisa beroperasi dalam format siaran teve digital sehingga permintaan teve baru akan meningkat secara drastis.
Tren ini ditandai semakin banyak dan beragamnya pilihan teve menggunakan teknologi baru liquid crystal display (LCD) atau light emitting diode (LED), tak hanya mengantisipasi kehadiran siaran teve digital, tetapi juga sebuah kesinambungan teknologi teve untuk menghadirkan gambar-gambar yang tajam dan jernih dengan kedalaman warna gelap yang lebih pekat.
Secara skala ekonomi dan mata rantai pasokan komponen, jenis teve baru ini menjadi semakin terjangkau dan produksinya menjadi semakin tipis menghadirkan perangkat teve yang sangat futuristik. Ini antara lain yang mendasari pergeseran jenis teve buatan Samsung asal Korea Selatan dari menggunakan LCD menjadi LED.
Kim Yoo-young, Managing Director PT Samsung Electronics Indonesia, dalam tanya jawab melalui surat elektronik dengan Kompas pekan ini menjelaskan, pilihan teknologi produksi teve dengan pendekatan edge-type dibandingkan direct- type memungkinkan mencapai ketebalan teve yang sangat tipis.
"Itu sebabnya Samsung bisa memiliki teve berteknologi LED ultratipis dengan ketipisan hanya mencapai 29,9 mm," kata Kim dalam surat elektroniknya. Ia menambahkan, dalam pendekatan direct-type, LED teve yang dibuat menggunakan LED lebih banyak dibandingkan edge-type dan menjadi mahal untuk diproduksi.
Rasio kontras
Kim juga menjelaskan, rasio kontras pada pembuatan teve menggunakan teknologi LCD maupun LED menjadi penting. Semakin tinggi rasio kontras, sekarang sudah mencapai jumlah jutaan, menghasilkan kualitas gambar tayangan yang semakin baik. "Kualitas gambar tayangan sekarang menjadi pertimbangan orang membeli teve," katanya.
Kim menjelaskan, orang- orang sekarang mencari pengalaman yang terbaik ketika menonton teve. Dinamika rasio kontras yang mencapai megarasio mampu membedakan kecanggihan teknologi ketika pancaran sinar yang terang dan kedalaman warna gelap bisa diproduksi dari waktu ke waktu, yang terbilang dalam bilangan jutaan.
"Teve LED memproduksi warna hitam gelap tampak tidak berujung dalam di mata kita. Namun, keterangan dalam warna putih juga tetap cerah, tajam menghadirkan warna yang lebih bersinar. Hasilnya adalah kualitas gambar yang diukur menurut keindahan warna alami dalam kehidupan ini," kata Kim.
Konsumen akan menikmati pengalaman menonton terbaik dibandingkan sebelumnya menggunakan teve LED. "Kita semua bisa melihat kerutan, rintikan mata air, maupun kendaraan yang melaju sangat cepat dengan sangat jelas, sejelas kenyataan sesungguhnya," ujarnya.
Konvergensi solusi
Di bagian lain, Kim Yoo-young, yang pernah menjabat sebagai Managing Director Samsung India Electronics Pvt Ltd, menjelaskan, konsumen elektronik telah bergeser melampaui konvergensi antara produk individual dan beragamnya kategori menuju konvergensi berbagai solusi dengan kehidupan konsumen sendiri.
"Artinya, konvergensi yang terbarui mengharuskan penciptaan pengalaman pengguna yang sama sekali baru. Visi Samsung adalah menanamkan evolusi baru dan pemuasan gaya hidup melalui pengalaman pengguna tidak berbatas yang memiliki ciri emosional, intuitif, serta kaya dengan isi. Secara bersamaan, memastikan semua ini dikemas dalam penghormatan kita pada lingkungan hidup," katanya menekankan bahwa LED teve itu juga ramah lingkungan dengan konsumsi listrik yang menghemat 40 persen.
Ketika ditanya tentang keterbatasan mengembangkan ketipisan teve, Kim Yoo-young hanya menjelaskan, pada acara CES 2010 yang diselenggarakan bulan depan di Las Vegas, AS, Samsung akan menghadirkan LED teve baru dengan rancang desain ketebalan yang sama sekali baru. "Produk LED teve kita untuk 2010 akan memenuhi visi kita tentang gaya hidup melalui pengalaman yang tak terbatas," katanya
Kamis, 14 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar